Minggu, 06 Juni 2010

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Tujuan dari kurikulum adalah sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar).

Fungsi kurikulum dibagi menjadi dua yaitu fungsi umum dan fungsi khusus.

Teknologi pendidikan adalah proses yang komplek yang terpadu untuk menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan.

Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam usaha menuju “ Innovative School “ atau perubahan sekolah karena dalam teknologi pendidikan tidak hanya ystem elektronik saja yang ada tapi SDM yang berkualitas atau mampu berpikir, mendesain ystem, dan punya ilmu pengetahuan untuk melakukan manajemen perubahan serta melakukan teknologi pembelajaran.

E_Learning dalam Pembelajaran

E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).


PENERAPAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat khususnya teknologi informasi dan komunikasi (ICT) ternyata mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari. Proses perubahan ini juga berdampak bagi dunia pendidikan dan menimbulkan pertentangan filosofis yang sangat nyata dalam dunia pendidikan. Beberapa pertentangan tersebut, menurut Onno W. Purbo (2002) antara lain adalah :
1. Apakah kita menganut pola pengajaran teaching based yang berpusat pada guru? Atau learning based dimana guru hanya berfungsi sebagai fasilitator?
2. Apakah kita akan membentuk peserta didik sebagai konsumen informasi dan pengetahuan? Atau aktif sebagai produsen pengetahuan?
3. Apakah kita percayakan penilaian institusi pendidikan kepada Badan Akreditasi Nasional (BAN) ? Atau lengsung kepada pengakuan masyarakat?
4. Apakah kita mengejar ijazah, sertifikat, KUM? Atau bertumpu langsung pada pengakuan masyarakat?
5. Apakah kita yakin dengan pendidikan formal yang standar, terstruktur, dan diseragamkan berbasis pada kurikulum nasional untuk membentuk karakter manusia yang berbeda-beda? Atau bertumpu pada pendidikan informal, “nyantri”, tanpa kurikulum?
Memang harus diakui bahwa tidak mudah meramalkan apa yang terjadi pada dunia pendidikan di masa depan. Namun demikian, berdasarkan pengalaman di masa lalu, kita bisa menarik suatu pelajaran bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di bidang pendidikan tidaklah berlangsung secara revolusioner, tetapi selalu evolusioner atau gradual. Seseorang yang tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena berbagai faktor penyebab, seperti harus bekerja (time constraint), kondisi geografis (geogrfaphical constraint), jarak yang jauh (distance constraint), kondisi fisik yang tidak memungkinkan (physical constraint), daya tampung sekolah konvensional yang tidak memungkinkan (limited available seats), phobia terhadap sekolah, putus sekolah, atau karena memang dididik melalui pendidikan keluarga di rumah (home shcooling) dimungkinkan untuk dapat tetap belajar, yaitu melalui e-learning.
B. Pengertian E-Learning
Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi mengenai e-learning, seperti yang dipaparkan oleh Thomson, Ganxglass, dan Simon (dalam Siahaan, 2004) bahwa e-learning merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Secara utuh e-learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung). Kegiatan e-learning termasuk dalam model pembelajaran individual. Menurut Loftus (2001) dalam Siahaan (2004) kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar, meremehkan, atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya.
Profil peserta e-learning adalah seseorang yang : (1) mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar secara bersungguh-sungguh karena tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri peserta belajar itu sendiri (2) senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi pengembangan diri terus menerus, dan yang menyenangi kebebasan (3)mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah konvensional dan membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan materi pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusan sehingga mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui e-learning, serta yang terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan.
C. Fungsi Pembelajaran Elektronik (e-learning)
Menurut Siahaan (2004), setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) :
1. Suplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
2. Komplemen (pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
3. Substitusi (pengganti)
Dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
D. Penyelenggaraan E-Learning
Pembelajaran elektronik (e-learning) telah dimulai pada tahun 1970-an. Kegiatan belajar yang bagaimanakah yang dapat dikatakan sebagai e-learning? Apakah seseorang yang menggunakan komputer dalam kegiatan belajarnya dan melakukan akses berbagai informasi (materi pembelajaran) dari internet dapat dikatakan telah melakukan e-learning? Ilustrasi berikut merupakan kegiatan e-learning (dalam Siahaan, 2004) :
Ada seseorang yang membawa laptop ke sebuah tempat. Dia melakukan akses terhadap berbagai materi program pelatihan yang tersedia. Tidak ada layanan bantuan belajar dari tutor maupun dukungan layanan belajar bentuk lainnya. Dalam konteks ini, apakah orang tersebut dapat dikatakan telah melaksanakan e-learning? Jawabnya adalah TIDAK. Mengapa? Karena yang bersangkutan di dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya tidak memperoleh layanan bantuan belajar dari tutor maupun layanan bantuan belajar lainnya. Bagaimana kalau yang bersangkutan mempunyai telepon genggam kemudian menghubungi seorang tutor? Apakah dalam konteks ini dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan e-learning? Jawabnya YA.
Dari ilustrasi di atas, setidaknya dapat ditarik 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning), yaitu :
a. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (misalnya penggunaan internet)
b. tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik, misalnya CD-Room, atau bahan cetak, dan
c. tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta didik apabila mengalami kesulitan.
Di samping ketiga persyaratan tersebut masih dapat ditambahkan persyaratan lainnya, seperti adanya : (a) lembaga yang menyelenggarakan/ mengelola kegiatan e-learning, (b) sikap positif dari peserta didik dan pendidik/tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet, (c) rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta didik, (d) sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta didik, dan (e) mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-learning dewasa ini, antara lain :
a. harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan sebagai barang mewah).
b. Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data semakin besar
c. Memperluas akses atau jaringan komunikasi
d. Memperpendek jarah dan mempermudah komunikasi
e. Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.

D. Penutup
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi serta desakan kompetisi global, e-learning saat ini dirasakan tidak saja sebagai media alternatif untuk melaksanakan proses belajar mengajar tetapi telah diposisikan sebagai alat dalam mencapai pembentukan kompetitif yang global. Perkembangan di berbagai negara memperlihatkan bahwa jumlah pengguna internet terus meningkat, jumlah institusi penyelenggara e-learning dan peserta didik yang mengikutinya juga bertambah. Bagaimana dengan Indonesia?
DAFTAR PUSTAKA
Purbo, Onno W. 2003. E-Learning dan Pendidikan. Artikel Dalam Cakrawala Pendidikan Universitas Terbuka.
Siahaan, Sudirman. 2004. E-Learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran. Sumber dari internet.
Simamora, Lamhot S.P. 2003. E-Learning : Konsep dan Perkembangan teknologi Yang Mendukungnya. Artikel dalam Cakrawala Pendidikan Universitas Terbuka.

Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran

Dalam hal ini TIK dapat difungsikan sebagai:
1. Alat belajar
2. Sumber belajar
3. Media belajar

Nah, dalam kaitannya multimedia interaktif dalam pembelajaran, maka TIK difungsikan sebagai media pembelajaran yang di dalamnya memuat softaware dan hardware yang akan disampaikan kepada siswa.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori yaitu multimedia linear dan interaktif.

A. Pengertian Multimedia Pembelajaran
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yangbersifat relatif konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur‐unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungkan maka multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang dignakan dalam proses pembelajran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang piliran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
B. Manfaat Multimedia Pembelajaran
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan prises belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu:
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron dll.
2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dll.
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dll.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dll.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun, dll.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
C. Karakteristik Media dalam Multimedia Pembelajaran
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran.
Karakteristik multimedia pembelajaran adalah:
1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.
2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.
3. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan oran lain.
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
2. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri.
3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan.
4. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.
D. Format Multimedia Pembelajaran
Format sajian multimedia pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok sebagai berikut:
1. Tutorial
Format sajian ini merupakan multimedia pembelajaran yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar, baik diam atau bergerak dan grafik. Pada saat yang tepat, yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasikan dan menyerap konsep itu, diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian‐bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bahagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahamn pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
2. Drill dan Practise
Format ini dimaksudkan untuk melatih pegguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan sutu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan makan soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda.
Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar, lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapkan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bahagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal‐soal yang diajukan.
3. Simulasi
Multimedia pembelajaran dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang, di mana pengguna seolah‐olah melakukan aktifitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendalian pembangkit listrik tenaga nuklir dan lain‐lain. Pada dasarnya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat yang akan jatuh atau menabrak, peusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir.
4. Percobaan atau Eksperimen
Format ini mirip dengan format simulasi, namjun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen- eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
5. Permaianan
Tentu saja bentuk permaianan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program multimedia berforat ini diharapkan terjadi aktifitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang belajar.

Strategi Perencanaan TIK dalam Pendidikan

A. Pengertian
1. Strategi
Istilah strategi berasal dari kata benda strategos, merupakan gabungan dari kata stratos (militer), dengan ago (memimpin). Pada awalnya, strategi berarti kegiatan memimpin militer dalam menjalankan tugas-tugasnya dilapangan. Kemudian konsep strategi diterapkan pula dalam bidang manajemen, dunia usaha, pengadilan, dan pendidikan. Hard, Langley dan Rose dalam sudjana (1986) mengemukakan “Strategi is perceived as plan or a set of explisit intention preceeding an controling actions” (strategi dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan). Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan organisasi melalui alternatif pemilihan tindakan yang diperlukan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Perencanaan
Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Teknologi
Menurut Djoyohadikusumo (1994 : 222) teknologi, berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Teknologi adalah rekayasa manusia untuk memecahkan masalah dalam kehidupan dengan efektif dan efisien.
4. Informasi
Informasi sering disebut pesan (message), yang mengandung arti informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditunjukkan kepada penerima pesan. Sementara itu Gordon B. Davis menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu dan saat mendatang.
5. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dan penerimaan pesan. Sedangkan menurut Harold Lasswell (1960) Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?.
C. Strategi Perencanaan TIK Dalam Pendidikan
Keberhasilan implementasi TIK ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya diperlukan strategi perencanaan implementasi dengan memperhatikan berbagai macam aspek, seperti out come, pembiayaan, pihak yang bertanggung jawab, sumber yang dibutuhkan dan aspek evaluasi. Perencanaan perlu dilakukan dengan baik dengan mengakomodasi berbagai sumber seperti tujuan (goals), manusia, fasilitas, masyarakat, kebutuhan berbagai pihak, kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dan daya dukung pihak-pihak luar.
Pentingnya perencanaan diungkapkan Bracewell. R (1999), bahwa strategi perencanaan TIK disekolah memerlukan strategi khusus dengan mengidentifikasi beberapa faktor penting seperti keluaran (out comes) yang berisi tentang apa yang nanti diharapkan tercapai dengan menerapkan TIK di sekolah dan keluaran yang berupa profil sumber daya yang menguasai TIK. Setelah itu strategi pencapaian dari keluaran ditentukan meliputi waktu yang dibutuhkan (berupa target pencapaian baik jangka pendek dan jangka panjang), menentukan pihak yang bertanggung jawab (dalam hal ini menentukan tim khusus), dan menentukan pembiayaan TIK meliputi pengelolaan dan sumber pembiayaan. Sumber-sumber ini diperlukan untuk keberlangsungan TIK, diantaranya untuk pengadaan fasilitas insentif penyelenggara dan pengelola, pemeliharaan (maintenance), menyelenggarakan event-event publishing produk TIK sebagai sosialisasi hasil kepada pihak luar baik sekolah lain, pemakai, maupun masyarakat luas.

D. Komponen Strategi Perencanaan TIK
Perencanaan TIK membutuhkan komponen-komponen strategi yang meliputi pengajar, waktu, prinsip-prinsip perencanaan, manajemen, proyek, integrasi dengan kurikulum, pembelajaran yang profesional, aspek pembiayaan dan evaluasi
Prinsip-prinsip perencanaan
Hal ini sebagai dasar dalam merumuskan tujuan yang ideal sesuai dengan kaidah teoritik dan konseptual ilmu perencanaan (Planning Study). Prinsip-prinsip perencanaan adalah :
Perencanaan hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantap. Nilai yang menjadi dasar bisa berupa nilai budaya, nilai moral, nilai religius, maupun gabungan dari ketiganya. Acuan nilai yang jelas dan mantap akan memberikan motivasi yang kuat untuk menghasilkan rencana yang sebaik baiknya
Perencanaan hendaknya berangkat dari tujuan umum. Tujuan umum itu dirinci menjadi khusus, kemudian bila masih bisa dirinci menjadi tujuan khusus, itu dirinci menjadi lebih rinci lagi. Adanya rumusan tujuan umum dan tujuan tujuan khusus yang terinci akan menyebabkan berbagai unsur dalam perencanaan memiliki relevansi yang tinggi dengan tujuan yang akan dicapai.
Perencanaan hendaknya realistis. Perencanaan hendaknya disesuaikan dengan Sumber daya dan dana yang tersedia. Dalam hal sumber daya, hendaknya dipertimbangkan kuantitas maupun kualitas manusia dan perangkat penunjangnya. Perencanaan sebaiknya tidak mengacu pada sumber daya dan yang diperkirakan akan dapat disediakan, melainkan pada sumber daya dan dana yang nyata nyata ada.
Perencanaan hendaknya mempertimbangkan kondisi sosio budaya masyarakat, baik yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan rencana nanti. Kondisi sosio budaya tersebut misalnya sistem nilai, adat istiadat, keyakinan, serta cita cita. Terhadap kondisi sosio budaya ymg mendukung pelaksanaan rencana, hendaknya telah direncanakan cara memanfaatkan secara maksimal faktor pendukung itu. Sedangkan terhadap kondisi sosio budaya yang menghambat, hendaknyta telah direncanakan cara untuk mengantisipasinya dan menekannya menjadi sekecil-kecilnya.
Perencanaan hendaknya fleksibel. Meskipun berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan rencana telah dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih mungkin terjadi hal-hal di luar perhitungan perencana ketika rancana itu dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan, hendaknya disediakan ruang gerak bagi kemungkinan penyimpangan dari rencana sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang terjadi di luar perhitungan perencana.
2. Manajemen
Manajemen menurut George R, Terry merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Directing)dan pengendalian (Controling), yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Perencanaan merupakan fungsi pertama yang fundamental dalam proses manajemen. Lancarnya fungsi-fungsi lainnya banyak bergantung pada perencanaan. Perencanaan bukan saja diperlukan untuk memulai pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya, seperti penggorganisasian, pengarahan, pengendalian dan lain-lain, tetapi juga diperlukan bagi setiap fungsi tersebut.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen POLC :
a. Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
c. Fungsi Pengarahan (Directing)
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
d. Fungsi Pengendalian (Controling)
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
3. Proyek
Proyek adalah serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dengan jelas dalam periode waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Jadi proyek adalah kegiatan sementara yang membutuhkan sumber daya, mengeluarkan biaya dan menghasilkan sesuatu dalam jangka waktu tertentu, untuk mencapai tujuan yang spesifik. Proyek bisa mempunyai bentuk, ukuran, jangka waktu, dan kompleksitas yang bervariasi.
Proyek TIK biasanya dilakukan untuk mengatasi kesenjangan sistem yang berakibat pada proses pendidikan yang tidak efektif dan tidak efisien. Proyek TIK memerlukan proses dan metodologi yang didukung oleh TIK. Proyek juga dapat menentukan bagaimana mencapai hasil/keluaran proyek dan menentukan kebutuhan, seperti orang, sumber daya (peralatan)
4. Waktu
Waktu adalah durasi dan waktu perkiraan penyelesaian pekerjaan. Pengaturan waktu digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diselesaikan agar sebuah pekerjaan dapat dinyatakan selesai sepenuhnya.
Strategi pencapaian untuk mencapai harapan tercapainya TIK di sekolah dan profil sumber daya yang menguasai TIK meliputi waktu yang dibutuhkan berupa target pencapaian baik jangka pendek (Jangka waktu 1 tahun atau kurang) dan jangka panjang (Jangka waktu 5 tahun atau lebih).
5. Pengajar
Seorang pengajar bertanggung jawab terhadap pelajaran-pelajaran yang berbeda dengan mengkonsentrasikan pada pengembangan keterampilan-keterampilan TIK dan transmisi pengetahuan.
Pengajar perlu mengembangkan melek TIK mereka, mempelajari bagaimana menerapkan TIK kepada sekumpulan tugas personal dan profesional. Penekanannya adalah pada pelatihan dalam serangkaian alat-alat dan aplikasi-aplikasi, dan meningkatkan kesadaran mereka tentang peluang-peluang menerapkan TIK kepada pengajaran mereka dimasa datang.
6. Integrasi dengan Kurikulum
Integrasi adalah koordinasi rencana untuk menyusun dokumen yang konsisten dan koheren. Dalam hal ini TIK terkait dengan kurikulum terutama sebagai dasar dalam perumusan tujuan pemenuhan bahan pembelajaran, strategi pembelajaran dan evaluasi. TIK pada dasarnya sebagai alat untuk membantu (support) pencapaian target kurikulum. Dalam hal ini TIK berfungsi sebagai tambahan (suplement), pelengkap (complement), pengayaan (enrichment), dan pengganti (substitution) sistem pembelajaran tradisional sebagaimana digariskan dalam kurikulum
7. Pembelajaran yang professional
TIK menuntut pola pembelajaran modern, pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga pembelajaran ini lebih mengaktifkan peserta didik, dan terpusat pada kebutuhan, minat (Learning by interest), bakat dan kemampuan peserta didik dan menggunakan berbagai learning resources, sehingga pembelajaran akan sangat bermakna (meaningful). Aspek-aspek tersebut merupakan pola dasar pembelajaran untuk diaplikasikan dalam pembelajaran berbasis TIK.
8. Aspek Pembiayaan
Hal ini menjadi fokus perencanaan yang mempertimbangkan : perolehan sumber pendanaan, pola pengelolaan dana yang diperoleh, responsibility, accountability, dan sustainability dana untuk kesinambungan dan keberlanjutan program TIK. Hal ini mengingat aplikasi TIK sarat dengan kebutuhan dana untuk pengadaan fasilitas, pengelolaan program, dan pemeliharaan fasilitas.
Dalam perencanaan aspek pendanaan diperlukan kejelasan sumber (clarity of budget resources) sehingga tidak menjadi permasalahan pada saat realisasi program.
9. Evaluasi
Evaluasi mencakup penilaian terhadap keseluruhan terhadap sistem sekolah. Pengembangan terhadap satu aspek seharusnya juga menciptakan pengembangan terhadap aspek lainnya.
Evaluasi seharusnya memberikan kemungkinan bagi sebuah sistem untuk menentukan apakah hasil-hasilnya telah terpenuhi, dan kemudian meninjau dan merevisi berdasarkan hal itu. Alokasi-alokasi anggaran, kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur TIK seharusnya bersesuaian dengan visi, filsafat-filsafat pengajaran dan pilihan-pilihan kurikulum.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :
 Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan organisasi melalui alternatif pemilihan tindakan yang diperlukan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
 Perencanaan yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
 Strategi perencanaan TIK disekolah memerlukan strategi khusus dengan mengidentifikasi beberapa faktor penting seperti keluaran (out comes) yang berisi tentang apa yang nanti diharapkan tercapai dengan menerapkan TIK di sekolah dan keluaran yang berupa profil sumber daya yang menguasai TIK. Perencanaan ini dibutuhkan beberapa komponen yang mendukung.
 Komponen-komponen strategi perencanaan TIK yang meliputi pengajar, waktu, prinsip-prinsip perencanaan, manajemen, proyek, integrasi dengan kurikulum, pembelajaran yang profesional, aspek pembiayaan dan evaluasi
 Tim Manajemen Proyek – Anggota tim proyek yang terlibat dalam proyek langsung kegiatan manajemen proyek.
 Sponsor - orang atau kelompok yang menyediakan sumber daya keuangan, baik berupa uang atau bukan untuk proyek.
 Influencer - orang atau kelompok yang, meski tidak terkait langsung pada pengadaan atau penggunaan keluaran proyek, namun dapat secara positif atau negatif memengaruhi jalannya proyek karena posisi mereka di organisasi atau di masyarakat.
 Project end-user - dalam konsep rekayasa perangkat lunak adalah abstraksi kelompok orang (target pengguna atau pengguna yang diharapkan) yang pada akhirnya lunak mengoperasikan sebuah perangkat lunak. Mereka dapat juga disebut ‘pembeli’ atau ‘pemilik’ dari produk.
 Champion proyek – penasihat proyek atau orang yang akan mendukung proyek sepanjang jalan.
.PROSES PERENCANAAN
1. Menentukan tujuan perencanaan
2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
3. Mengembangkn dasar pemikiran kondisi mendatang
4. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
5. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya

Tahap Perencanaan Proyek
Mulai dengan “keluaran tahap inisiasi” –menyiapkan project charter, pernyataan ruang lingkup, merekrut manajer proyek
Apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, berapa biayanya, bagaimana urutannya – penyiapan rencana kerja dan work breakdown structure
Berakhir dengan formulasi akhir “rencana proyek”
Dr Achmad Jutika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT Refika Aditama, 2007) hlm. 9
Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2008) hlm. 23-24
Faridah alawiyah M.P.d, disampaikan dalam perkuliahan di STIT At-Taqwa
Onong Uchana Effenndy, Prof. Sistem Informasi Manajemen. (Bandung : Mandar Maju, 1989)
Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia , Analisis pengertian komunikasi dan lima unsur komunikasi menurut Harold lasswel, 2007
Onong Uchjana Effendy, Prof, Sistem Informasi Manajemen, (Bandung : PT Mandar Maju, 1989) hlm7
Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia, Fungsi Manajemen : Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian - Belajar di Internet Ilmu Teori Ekonomi Manajemen, 2006
Rusli, M.Soc.Sc, Teknologi Komunikasi dan Informasi Dalam Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Pers , 2009) hlm 46
Ibid. hlm 24

Etika dalam Penggunaan TIK

A. Pengertian Etika Dalam penggunaan TIK
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) mengenai benar salah tentang hak dan kewajiban yang di anut oleh suatu golongan atau masyarakat .TIK dalam kontek yang lebih luas ,merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin (computer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk menangkap (mengumpulkan), meyimpam, memanipulasi, menghantarkan dan menampilkan suatu bentuk informasi. komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam pengumpulan, penrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta dan proses.
Untuk menerapkan etika TIK di perlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai prinsip yang terkandung di dalam TIK di antaranya adalah :
1. tujuan teknologi informasi :memberikan kepada manusia untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan kreatifitas, membuat manusia lebih berkaria jika tanpa menggunakan teknologi informasi dan aktivitasnya.
2. Prinsip High–tech–high– touch :jangan memiliki ketergantungan terhadap teknologi tercanggih tetapi lebih penting adalah meninggkatkan kemampuan aspek “high touch “ yaitu “manusia” .
3. Sesuaikan tenologi informasi terhadap manusia : seharusnya teknologi informasi dapat mendukung segala aktivitas manusia yang harus menyesuaikan teknologi informasi .
B. Etika dalam penggunaan TIK
Dalam beberapa aspek TIK ada kaitan erat dengan etika profesi, keterhubungan tersebut terutama dalam memahami dan menghormati budaya kerja yang ada, memahami profesi dan jabatan, memahami peraturan perusahaan dan organisasi , dan memhami hukum . Etika profesi yang juga harus di pahami adalah kode etik dalam bidang TIK , di manapun pengguna harus mampu memilih sebuah program ataupun software yang akan mereka gunakan apakh legal atau illegal, karena program atau sisten operasi apapun di gunakan selalu ada aturan penggunaan atau license agreement .
Terkait dengan bidang hukum, maka pengguna harus mengetahui undang–undang yang membahas tentang HAKI (hak atas kekayaan intelektual) dan pasal–pasal yang membahas hal tersebut.Hukum Hakcipta Bertujuan melindungi hak pembuat dalm menistribusikan , menjual , atau membuat turunan dari karya tersebut . pelindungan yang di dapatkan oleh pembuat (author) pelindongan terhadap penjiplakan (plagiat) oleh orang lain .hak cipta sering di asosiasikan sebagai jual beli lisensi, namun distribusi hak cipta tersebut tidak hanya dalam konteks jual beli , sebab bisa saja seorang pembuat karya membuat pernyataan bahwa hasil karyanya bebas si pakai dan di distribusikan dan redistribusi mengacu pada aturan open source.
C. Etika TIK dalam pendidikan
Dunia pendidikan tidak terlepas dari imbasnya etika dalam penggunaaan TIK karena dalam dunia pendidikan sebagai lembaga kedua terbesar dalam penggunaan aplikasi TIK sesudah dunia bisnis dan hiburan.
1. Dunia pendidikan sebagai sumber etika dan penjaga moral
Isu pokok etika dan moral dalam dunia pendidikan dititik beratkan karena fungsi dan tujuan pendidikan adalah untuk mengantarkan manusia menuju peradaban yang lebih baik dan maju. Peradaban informasi yang sekarang begitu esat memerlukan sentuhan etika dan moral karena penyalahguanaan teknologi informasi akan mengakibatkan kerugian yang besar bahkan lebih besar dibandingkan kerugian materi. Dunia pendidikan harus member contoh yang baik dalam mendidik dan mensosialisasikan penggunaan hukum dan aturan yang telah ditetapkan serta menghormati HAKI.
Dalam menghadapi akses informasi tantangn yang dihadapi dunia pendidikan perlu pandai menyaring (memfilter) agar mampu menjamin dan memdapatkan informasi yan berkualitas. Ada sebuah pemikiran bahwa sebuah penanggulangan dalam isu ini bahwa dunia pendidikan harus mengemas suatu etika dan moral dalam pembelajaran atau mata kuliah TIK. Bagaimana kurikulum dikembangkan agar pelajar atau mahasiswa dapat menyadari bahwa penggunaan TIK dapat memiliki etika danmoral sehingga tidak terjadi penyalahgunaan TIK.
2. Sumber daya manusia
Dunia pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang memiliki kualitas berestetika professional dan malmiliki kemampuan yang handal dalam era informasi ini. Dalam bebebrapa seminar, kreteria SDM TIK adalah mempunyai kemahiran dalam merekayasa software: membangun menggunakan , menilai dan melaksanakan sisitem informasi atau dengan kata l.ain harusmemiliki kemapuan Hard Skill (penguasaan bahasa pemrograman penguasaan data bes/DBMS atau midlware dan pengetahuan jaringan) dan softskill (kepemimpinan atau, garis komunikasi metodologi pengembangan sisten dan kerjasama team).Isu ketiga: Desain dan konten. Dengan kemajuan TIK kita dapat menikmati informasi dengan cepat dan mudah. Desain dan konten dapat mempengaruhi pandangan kita dalam berbagai aktifitas. Oleh karena itu, desain dan konten informasi harus benar-benar diperhatikan sebab pengguna TIK sangat beragam dilihat dari usia, ras, jenis kelamin, agama, budaya dan lainnya.
KESIMPULAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah salah satu sarana yang dapat memudahkan dalam pencarian informasi serta memudahkan pula dalam berkomunikasi. Akan tetapi dalam penggunaannya tetap harus memperhatikan beberapa etika, karena menggunakan TIK pada dasarnya adalah kita berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan orang lain membutuhkan kode etik tertentu.
Berikut beberapa etika yang harus diperhatikan dalam penggunaan TIK.
1. Menggunakan fasilitas TIK untuk melakukan hal yang bermanfaat
2. Tidak memasuki sistem informasi orang lain secara illegal.
3. Tidak memberikan user ID dan password kepada orang lain untuk masuk ke dalam sebuah sistem. Tidak diperkenankan pula untuk menggunakan user ID orang lain untuk masuk ke sebuah sistem.
4. Tidak mengganggu dan atau merusak sistem informasi orang lain dengan cara apa pun.
5. Menggunakan alat pendukung TIK dengan bijaksana dan merawatnya dengan baik.
6. Tidak menggunakan TIK dalam melakukan perbuatan yang melanggar hukum dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
7. Menjunjung tinggi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Misalnya, pencantuman url website yang menjadi referensi tulisan kita baik di media cetak atau elektronik
8. Tetap bersikap sopan dan santun walaupun tidak bertatap muka secara langsung.

Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran

Peluncuran WWW (world Wide Web) pada 1990-an telah membuka babak baru dalan perkembangan internet yang sudah ada sejak 1950-an. Sejak saat itu tulang punggung utama internet tulang punggung utama internet sedah berpindah dari DARPA dan badan penelitian ke perusahaan swasta di Amerika Serikat. Hanya setelah digunakan untuk untuk transaksi bisnis dan komersil, potensi internet menjadi semakin jelas. Dengan demikian, internet tidak lagi merupakan a sleeping giant.
Kini, selain di gunakan untuk mengakses berbagai informasi, internet juga digunakan sebagi alat pembayaran, perdagangan, pemasaran dan pendidikan. Untuk dapat menggunakannya, perlu diketahui URL (Uniform Resource Locator). Suatu contoh alamat web di internet yang mempunyai format generik http://www.gu.edu.au/gwis/cinemeidahome.html.
Setelah diberikan sayap WWW, internet berkembang pesat menjadi museum maya, perpustakaan maya dan pasar raya informasi maya yang paling besar di dunia. Justru itu, ia dijadikan dasar untuk membangun duni informasi dunia.
A. Pengertian Internet
Istilah INTERNET berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti “antara”. Secara kata per kata INTERNET berarti jaringan antara atau penghubung. Memang itulah fungsinya, INTERNET menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Sistem apa yang digunakan pada masing-masing jaringan tidak menjadi masalah, apakah sistem DOS atau UNIX. Sementara jaringan lokal biasanya terdiri atas komputer sejenis (misalnya DOS atau UNIX), INTERNET mengatasi perbedaan berbagai sistem operasi dengan menggunakan “bahasa” yang sama oleh semua jaringan dalam pengiriman data. Pada dasarnya inilah yang menyebabkan besarnya dimensi INTERNET. Dengan demikian, definisi INTERNET ialah “jaringannya jaringan”, dengan menciptakan kemungkinan komunikasi antar jaringan di seluruh dunia tanpa bergantung kepada jenis komputernya.
Selain itu juga Internet adalah singkatan dari Interconnected Network. Secara umum Internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan berbagai mesin komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Mesin komputer tersebut dapat berupa server, PC, handphone, PDA, dan lain-lain.
B. Pengertian Internet Menurut Para Ahli
Ada beberapa ahli yang menyebutkan pengartian internet antara lain ialah:
1. Wiliams, merumuskan internet sebagai “a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resours`
2. Kitao mengatahan bahwa internet merupakan suatu jaringan computer lainnya ke seluruh penjuru dunia.
C. Prinsip Kerja Internet
Bagaimana sebuah mesin komputer dapat terhubung ke internet?
Anda tentu masih ingat tentang jaringan komputer. Ya, sebuah komputer dapat terhubung dengan komputer lain dalam sebuah jaringan, yang disebut network. Jaringan computer juga dapat saling terhubung membentuk sebuah jaringan yang kompleks yang disebut sebagai internet. Mereka terhubung baik melalui kabel, saluran telepon, serat optik, satelit, frekuensi saluran handphone, serta media apa saja yang mungkin dialiri data.
Lalu bagaimana komputer Anda dapat terhubung ke internet? Salah satu caranya adalah memanfaatkan layanan dari perusahaan penyedia akses internet, yang disebut dengan ISP (Internet Service Provider). Dengan adanya ISP, maka komputer dapat berhubungan dan bertukar data dengan komputer lain di seluruh dunia.
D. Fungsi Internet
Menurut kenji kitao, setidaknya ada enam fungsi internet yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (kitao, 1998), yaitu fungsi sebagi alat komunikasi, sebagi alat mengakses informasi, fungsi pendidikan dan pembelajaran, serta fungsi tambahan, fungsi pelengkapan dan funsi pengganti
1. Fungsi Alat Komunikasi
Internet berfungsi sebagi alat komunikasi, karena Internet dapat menghubungkan kita dengan berbagai pihak di berbagai lokasi di seluruh dunia.Misalnya kita bisa kirim data atau surat dengan berbagai pihak diseluruh dunia dengan menggunakan fasilitas Electronic mail (E-mail). Selain fasilitas Electronic mail internet juga menyediakan fasilitas untuk ngobrol yang dalam internet disebut chatting. Kemampuan internet lainnya adalah Usenet ,yaitu forum yang disediakan bagi pengguna internet untuk berbagi informasi dan pemikiran mengenai suatu topk melalui bulettin elektronik. Dengan menggunakan forum ini,pengguna dapat mengirim pesan mngenai topik bersangkutan dan menerima tanggapan dari pihak lain. Selain berkomunikasi lewat e-mail bisa juga berkomunikasi atau berdiskusi lewat chatting maupun mailing list.
2. Fungsi Alat informasi
Melalui internet kita juga dapat mengakses berbagai informasi yang disajikan oleh berbagai surat kabar atau majalah tanpa harus berlangganan dan Internet juga terhubung dengan ratusan katalog perpustakaan, sehingga penggunaannya dapat meneliti ribuan data base yang terbuka untuk umum melalui jaringan tersebut yang disediakan oleh perusahaan, pemerintah ataupun niralaba. Pengguna internet dapat mempergunakan informasi ini untuk berbagai keperluan bisnisnya, sehingga bisa mengetahui kondisi lingkungan termasuk pesaing dan perkembangan kepentingan para stakeholder.Beberapa metode atau alat untuk mengakses komputer dan mencari file yang dapat diterapkan melalui internet adalah gopher, archie, dan wide area information servers.
3. Fungsi pendidikan dan pembelajaran
Perkembangan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai Negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pembelajaran. Pembelajaran melalui internet dapat di berikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), di antaranya adalah:
a) Electronic mail
b) Bulletin boards / newsgroups for discussin of special group
c) Interactive tutorials on the web
d) Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay chat.
4. Fungsi Tambahan
Dikatakan berfungsi sebagi suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memenafaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya hanya oprasional.
5. Fungsi Pelengkap
Dikatakan berfungsi sebagi komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembalajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
6. Fungsi pengganti
Beberapa perguruan tinggi di Negara-negara maju memberikan beberapa alternative model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada peserta didik. Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa yaitu apakah mereka akan mangikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara (1) konvensional (tatap muka) saja, atau (2) sebagian secara tatap muka muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
E. Pemanfaatan Internet dalam pembelajaran
Apa yang dapat dilakukan dengan internet untuk pembelajaran diantaranya yaitu:
1. Browsing
Istilah umum dalam menjelajahi dunia maya internet Dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang disebut browser (web browser) Contoh web browser:
a) Internet Explorer
b) Netscape Navigator
c) Mozilla FireFox
d) Opera
2. Sumber Bahan Ajar
Internet menyimpan informasi yang tanpa batas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi dan data bahan belajar. Diantaranya:
a. Perputakaan Digital
salah satu jenis perpustakaan yang besar koleksinya, kita dapat menemukan berbagai jenis buku dan informasi yang terkandung didalamnya.
misalnya: www.dglib.uns.ac.id, perpustakaan digital UNS Surakarta
b. Sumber belajar Online
Ada situs-situs berfungsi sebagai penyedia bahan belajar mulai dari pengetahuan yang bersifat umum hingga yang materi pelajaran Misalnya:
www.howstuffworks.com dan www.ilmukomputer.com
c. E-Book (Electronic Book)
Fasilitas yang memberikan informasi tentang tambahan penjelasan dari sebuah buku
Misalnya: www.williamstalling.com, situs penunjang buku pegangan dalam mata kuliah Organisasi computer.
3. Searching
Proses mencari informasi dan data bahan belajar di internet. Infirmasi data yang belum diketahui dapat dicari dengan menggunakan mesin pencari (search engine)
Contoh search engine:
a) Google, www.google.com
b) Yahoo, www.yahoo.com
c) Lycos, www.lycos.com
d) Altavista, www.altavista.com
4. Kominukasi
Internet juga menyediakan fasilitas yang memungkinkan untuk seseorang berkomunikasi, bahkan berkolaborasi. Fasilitas-fasilitas tersebut:
a) E-mail
Berasal dari kata electronic mail, Merupakan satu cara untuk mengirim pesan dalam format data elektronik. Penyedia layanan E-mail:
• Yahoo, di alamat http://mail.yahoo.com
• Plasa, di alamat www.plasa.com
• Telkom, di alamat www.telkom.com
• Gmail, dari Google di alamat http://mail.gmail.com
b) Chatting
Fasilitas dari internet yang memmungkin seseorang untuk berkomunikasi secara langsung (real time). Misalnya: Yahoo Messager.
c) Mailing List
Mailing List adalah sebuah aplikasi pada internet dimana kita dapat membuat sebuah komunitas untuk saling berdiskusi dan bertukar informasi dengan tema tertentu, semisal mailing list yang berisikan para pecinta fotografi, atau mailing list yang berisikan komunitas yang mempunyai hobi otomotif. Syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk mengikuti sebuah mailing list adalah, Anda harus mempunyai email
5. Weblog (KLP C) Materi dari KLP A
Blog atau weblog adalah tren gaya hidup digital yang kian berkembang, hari demi hari. Di Internet, blog disediakan gratis untuk siapa saja. Termasuk desain, hosting hingga berbagai fungsi tambahan yang mempermanis tampilan blog. Gratis dan mudah diaplikasikan.
foto-foto, tulisan yang akan dimuat harus disiapkan terlebih dahulu (jangan lupa daftar nama dan alamat blog atau situs yang anda miliki).
Contoh weblog: www.blogger.com.
PENUTUP
1. Internet adalah singkatan dari Interconnected Network. Secara umum Internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan berbagai mesin komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Mesin komputer tersebut dapat berupa server, PC, handphone, PDA, dan lain-lain
2. Menurut kenji kitao, setidaknya ada enam fungsi internet yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (kitao, 1998), yaitu fungsi sebagi alat komunikasi, sebagi alat mengakses informasi, fungsi pendidikan dan pembelajaran, serta fungsi tambahan, fungsi pelengkapan dan funsi pengganti
3. Hal-hal yang bisa di lakukan internet dalam pembelajaran di antaranya: Bowsing, cetting, jadi sumber belajar dan Searching.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, Slide PUSTEKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan)
Munir M,It, 2008 Kurikulum berbasisi teknologi informasi dan komunikasi Bandung: Alfabeta.
Puji Raharjo., Modul 3 Pelatihan Pemanfaatan Tik Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008 Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Aceh forum community. http://www.acehforum.or.id/internet-pengertian-sejarah-t17173.html
http://stikom-pti2007-kelompok9.blogspot.com/2007/10/fungsi-internet.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/fungsi-internet/
Aceh forum community. http://www.acehforum.or.id/internet-pengertian-sejarah-t17173.html
Puji Raharjo., Modul 3 Pelatihan Pemanfaatan Tik Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008 Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Hal. 4.
Munir M,It, Kurikulum berbasisi teknologi informasi dan komunikasi (bandung: Alfabeta, 2008), hal. 195
ibid., Hal 5
ibid.
Munir M,It, op cit., hal. 196
http://stikom-pti2007-kelompok9.blogspot.com/2007/10/fungsi-internet.html
ibid.,
Ibid., hal. 197
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/fungsi-internet/
Munir M,It, op cit., hal. 199
Departemen Pendidikan Nasional, Slide PUSTEKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan)

Rabu, 26 Mei 2010

Hypertext

A. Pengertian Hiperteks
Hiperteks menurut pengertian Nelson (Blanchard, 1990) adalah menyampaikan informasi dengan cara yang tidak berurutan dan tidak tradisional. Melalui hiperteks, pengguna bisa mencari informasi yang di perlukan dan mengkuti apa yang di kehendakinya tanpa mengikuti urutan tertentu. Pengguna bisa terus maju kepada suatu bidang atau masalah yang akan di kehendakinya.
Peranan hiperteks dalam perkembangan teknologi informasi sangat besar karena konsep hiperteks memberikan kemudahan kepada pembangunan sumber informasi dalam menciptakan struktur informasi secara acak (non sequentially). Dalam konsep hiperteks ada tiga unsur yang mesti di perhatikan, yaitu : node, link, dan basis data. Ketiga-tiga unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan membentuk suatu system.
1. Nod (node)
Nod bermakna satu dokumen dalam pangkalan data hiperteks.
2. Link
Link adalah semacam penghubung antara satu nod dengan nod yang lain.
3. Basis Data
B. Sejarah Hiperteks
Istilah hiperteks pertama kali dikemukakan oleh Ted Nelson pada tahun 1960-an (Carter, 1997; Jonassen, 1991 dalam Altun, 2000) sebagai suatu bentuk teks elektornik. Ia menjelaskan, hiperteks adalah teks-teks tertulis non- sekuensial yang memiliki percabangan dan menyediakan pembaca berbagai pilihan, sebagai bacaan yang menarik pada layar interaktif. Dalam hiperteks ini berbagai potongan (chunk) teks dihubungkan secara seri oleh links sehingga pembaca dapat menyusuri berbagai lintasan yang diinginkannya. Potongan-potongan teks ini disebut dengan nodes (simpul) (Miall, 1997). Berbeda dengan buku teks, hiperteks dapat disajikan dengan menggabung- kannya dengan berbagai media lain seperti vidioklip, animasi, suara, gambar dan grafik. Karena sifatnya inilah kadang kala hiperteks juga disebut hipermedia atau multimedia, walaupun beberapa ahli membedakannya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari hiperteks adalah bersifat non-sekuensial (non- linier), ditampilkan dalam media elektronik, bisa digabungkan dengan berbagai media (multimedia), dan interaktif terhadap pembaca.
C. System Desain Pembelajaran dan Sistem Desain Hiperteks
Model desain system intruksional, sebagaimana di kemukakan oleh Dick & Carry, menyajikan langkah-langkah yang jika diikuti akan membimbing kita pada penciptaan suatu material intruksional yang efektif. Model ini tidak begitu memperdulikan keadaaan perorangan individu dengan keberagaman pengetahuan dan motivasinya. Mereka semua dianggap memikiki suatu dasar yang kurang lebih sama, baik dalam pengalaman maupun dalam pengetahuan yang dimikiki. Lebih jauh lagi, tujuannya bukanlah pembelajar bisa mengetahui “x” atau memahami “y”, melainkan pembelajar bisa melakukan “z”. semua hasil yang diharapkan bisa di jelaskan dengan terminology behavior. Hal ini membuat evaluasi menjadi relative sederhana. Keadaan ini sangat memadai jika pemahaman bersifat procedural dan bisa digambarkan secara sederhana. Tapi jika pengetahuan bersal dari domain yang kompleks, berkenaan dengan pengetahuan yang sifatnya deklaratif, membutuhkan pemikiran dan pemahaman yang tinggi, maka model instruksional seperti ini menjadi tidak efektif.
Lebih jauh, Erevna menjelaskan langkah-langkah standar yang diperlukan dalam penyusunan model desain tradisional sebagi berikut :
• Identifikasikan tujuan intruksional untuk masing-masing modul dalam terminologi behavior, yang dapat dilakukan oleh pembelajar setelah selesai mengikuti intruksi
• Breakdown kemampuan behavior kedalam tingkat kemampuan yang lebih detail
• Periksa hirarki yang sudah di tentukan, dan tentukan kemampuan dasar minimum yang diharapkan sebelum pembelajar mengikuti intruksi
• Performance objektif
• Buat test item berdasarkan performance objektif
• Kembangkan intruksi actual
• Evaluasi efektivitas intruksi
D. Aflikasi Hiperteks
Conklin (1987) mengatakan bahwa aflikasi hiperteks dapat dibagi kedalam empat kategori yaitu (1) system kesusasteraan makro, (2) alat penyelesaian masalah, (3) system pencarian dan (4) teknologi hiperteks umum.
1. System Kesusasteraan Makro
System kesusasteraan makro adalah satu kajian teknologi untuk mendukung perpustakaan dengan system on line.
2. Alat Penyelesaian Masalah
Alat penyelesaian masalah adalah suatu alat bantu untuk menstruktur ide yang bertaburan dan berserakan ketika hendak menyelesaikan suatu masalah.
3. Sistem Pencarian (browsing)
System pencarian hampir sama dengan system kesusasteraan tetapi dengan ruang lingkup yang lebih sempit.
4. Sistem Teknologi Hiperteks Umum
System teknologi hiperteks umum di desain untuk memperoleh beberapa pengujian bidang hiperteks. Keistimewaan system ini adalah memiliki beberapa kemampuan dalam memberi dukungan terhadap satu atau lebih aplikasi.
E. Hiperteks dan Peranannya Dalam Proses Pembelajaran
Spiro (1994) menjelaskan bahwa sistem hiperteks bisa dibuat dengan berbagai cara, namun cukup alasan untuk meyakini bahwa sebagian besar cara-cara tersebut tidak akan membuahkan hasil belajar yang baik. Ini disebabkan hiperteks tersebut dapat saja membuat pelajar menjadi bingung. Pelajar mendapatkan banyak informasi, namun bukan pengetahuan karena struktur dalam informasi terabaikan akibat navigasi yang kurang terarah. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah system hiperteks yang terjangkau.
F. Langkah-langkah dan Proses Pembuatan Hiperteks
a. Langkah-langkah Pembuatan Hiperteks
1. Mengumpulkan mata kuliah yang akan diberikan
2. Konversi kedalam bentuk ASCII Teks
3. Mengumpulkan materi kuliah prasarat
4. Menentukan link dari materi yang ada ke prasarat
5. Menentukan link eksternal
6. Melakukan kompilasi/organisir untuk mendapatkan satu set hiperteks
b. Proses Pembuatan Hiperteks
Berikut ini adalah perangkat lunak yang cukup aman digunakan untuk membaca atau membuat file-file berbasis ASCCI Teks, diantaranya adalah :
1. Microsof words (Ms Office Family)
2. Note Pad & Word Fad ( Windows Accessoris )
3. Star Office ( untuk OS Linux )
4. Dll
Sedangkan software yang bisa digunakan untuk mengkonversi ASCII Teks ini menjadi file-file hiperteks diantaranya adalah :
1. Win Helf Workshop
2. HTML Workshop
3. Office 2003 ( atau yang lebih baru )
4. Acrobat Distiler 7 ( atau yang lebih baru )
5. Front Page 97
6. ASP Web Matrix
7. Macromedia
Bentuk-bentuk format hiperteks yang bisa dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. HTML ( Hypertext Markup Language )
2. HLP ( dari Win Help Workshop )
3. CHM ( Compile HTML )
4. PDF ( dari Distiler )