Rabu, 26 Mei 2010

Hypertext

A. Pengertian Hiperteks
Hiperteks menurut pengertian Nelson (Blanchard, 1990) adalah menyampaikan informasi dengan cara yang tidak berurutan dan tidak tradisional. Melalui hiperteks, pengguna bisa mencari informasi yang di perlukan dan mengkuti apa yang di kehendakinya tanpa mengikuti urutan tertentu. Pengguna bisa terus maju kepada suatu bidang atau masalah yang akan di kehendakinya.
Peranan hiperteks dalam perkembangan teknologi informasi sangat besar karena konsep hiperteks memberikan kemudahan kepada pembangunan sumber informasi dalam menciptakan struktur informasi secara acak (non sequentially). Dalam konsep hiperteks ada tiga unsur yang mesti di perhatikan, yaitu : node, link, dan basis data. Ketiga-tiga unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan membentuk suatu system.
1. Nod (node)
Nod bermakna satu dokumen dalam pangkalan data hiperteks.
2. Link
Link adalah semacam penghubung antara satu nod dengan nod yang lain.
3. Basis Data
B. Sejarah Hiperteks
Istilah hiperteks pertama kali dikemukakan oleh Ted Nelson pada tahun 1960-an (Carter, 1997; Jonassen, 1991 dalam Altun, 2000) sebagai suatu bentuk teks elektornik. Ia menjelaskan, hiperteks adalah teks-teks tertulis non- sekuensial yang memiliki percabangan dan menyediakan pembaca berbagai pilihan, sebagai bacaan yang menarik pada layar interaktif. Dalam hiperteks ini berbagai potongan (chunk) teks dihubungkan secara seri oleh links sehingga pembaca dapat menyusuri berbagai lintasan yang diinginkannya. Potongan-potongan teks ini disebut dengan nodes (simpul) (Miall, 1997). Berbeda dengan buku teks, hiperteks dapat disajikan dengan menggabung- kannya dengan berbagai media lain seperti vidioklip, animasi, suara, gambar dan grafik. Karena sifatnya inilah kadang kala hiperteks juga disebut hipermedia atau multimedia, walaupun beberapa ahli membedakannya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari hiperteks adalah bersifat non-sekuensial (non- linier), ditampilkan dalam media elektronik, bisa digabungkan dengan berbagai media (multimedia), dan interaktif terhadap pembaca.
C. System Desain Pembelajaran dan Sistem Desain Hiperteks
Model desain system intruksional, sebagaimana di kemukakan oleh Dick & Carry, menyajikan langkah-langkah yang jika diikuti akan membimbing kita pada penciptaan suatu material intruksional yang efektif. Model ini tidak begitu memperdulikan keadaaan perorangan individu dengan keberagaman pengetahuan dan motivasinya. Mereka semua dianggap memikiki suatu dasar yang kurang lebih sama, baik dalam pengalaman maupun dalam pengetahuan yang dimikiki. Lebih jauh lagi, tujuannya bukanlah pembelajar bisa mengetahui “x” atau memahami “y”, melainkan pembelajar bisa melakukan “z”. semua hasil yang diharapkan bisa di jelaskan dengan terminology behavior. Hal ini membuat evaluasi menjadi relative sederhana. Keadaan ini sangat memadai jika pemahaman bersifat procedural dan bisa digambarkan secara sederhana. Tapi jika pengetahuan bersal dari domain yang kompleks, berkenaan dengan pengetahuan yang sifatnya deklaratif, membutuhkan pemikiran dan pemahaman yang tinggi, maka model instruksional seperti ini menjadi tidak efektif.
Lebih jauh, Erevna menjelaskan langkah-langkah standar yang diperlukan dalam penyusunan model desain tradisional sebagi berikut :
• Identifikasikan tujuan intruksional untuk masing-masing modul dalam terminologi behavior, yang dapat dilakukan oleh pembelajar setelah selesai mengikuti intruksi
• Breakdown kemampuan behavior kedalam tingkat kemampuan yang lebih detail
• Periksa hirarki yang sudah di tentukan, dan tentukan kemampuan dasar minimum yang diharapkan sebelum pembelajar mengikuti intruksi
• Performance objektif
• Buat test item berdasarkan performance objektif
• Kembangkan intruksi actual
• Evaluasi efektivitas intruksi
D. Aflikasi Hiperteks
Conklin (1987) mengatakan bahwa aflikasi hiperteks dapat dibagi kedalam empat kategori yaitu (1) system kesusasteraan makro, (2) alat penyelesaian masalah, (3) system pencarian dan (4) teknologi hiperteks umum.
1. System Kesusasteraan Makro
System kesusasteraan makro adalah satu kajian teknologi untuk mendukung perpustakaan dengan system on line.
2. Alat Penyelesaian Masalah
Alat penyelesaian masalah adalah suatu alat bantu untuk menstruktur ide yang bertaburan dan berserakan ketika hendak menyelesaikan suatu masalah.
3. Sistem Pencarian (browsing)
System pencarian hampir sama dengan system kesusasteraan tetapi dengan ruang lingkup yang lebih sempit.
4. Sistem Teknologi Hiperteks Umum
System teknologi hiperteks umum di desain untuk memperoleh beberapa pengujian bidang hiperteks. Keistimewaan system ini adalah memiliki beberapa kemampuan dalam memberi dukungan terhadap satu atau lebih aplikasi.
E. Hiperteks dan Peranannya Dalam Proses Pembelajaran
Spiro (1994) menjelaskan bahwa sistem hiperteks bisa dibuat dengan berbagai cara, namun cukup alasan untuk meyakini bahwa sebagian besar cara-cara tersebut tidak akan membuahkan hasil belajar yang baik. Ini disebabkan hiperteks tersebut dapat saja membuat pelajar menjadi bingung. Pelajar mendapatkan banyak informasi, namun bukan pengetahuan karena struktur dalam informasi terabaikan akibat navigasi yang kurang terarah. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah system hiperteks yang terjangkau.
F. Langkah-langkah dan Proses Pembuatan Hiperteks
a. Langkah-langkah Pembuatan Hiperteks
1. Mengumpulkan mata kuliah yang akan diberikan
2. Konversi kedalam bentuk ASCII Teks
3. Mengumpulkan materi kuliah prasarat
4. Menentukan link dari materi yang ada ke prasarat
5. Menentukan link eksternal
6. Melakukan kompilasi/organisir untuk mendapatkan satu set hiperteks
b. Proses Pembuatan Hiperteks
Berikut ini adalah perangkat lunak yang cukup aman digunakan untuk membaca atau membuat file-file berbasis ASCCI Teks, diantaranya adalah :
1. Microsof words (Ms Office Family)
2. Note Pad & Word Fad ( Windows Accessoris )
3. Star Office ( untuk OS Linux )
4. Dll
Sedangkan software yang bisa digunakan untuk mengkonversi ASCII Teks ini menjadi file-file hiperteks diantaranya adalah :
1. Win Helf Workshop
2. HTML Workshop
3. Office 2003 ( atau yang lebih baru )
4. Acrobat Distiler 7 ( atau yang lebih baru )
5. Front Page 97
6. ASP Web Matrix
7. Macromedia
Bentuk-bentuk format hiperteks yang bisa dihasilkan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. HTML ( Hypertext Markup Language )
2. HLP ( dari Win Help Workshop )
3. CHM ( Compile HTML )
4. PDF ( dari Distiler )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar