SCHOOL & COMMUNITY-BASED MANAGEMENT
(Quality Improvement)
A. Visi Pendidikan Nasional
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah.
Depdiknas mencanangkan pada th. 2025 menghasilkan “ Insan Indonesia cerdas dan kompetitif” (insan kamil/insan paripurna)
Catatan :
Cerdas komprehensif yakni cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan kinestetis.
B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan
1. Fungsi
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Tujuan
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
3. Misi depdiknas
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas komprehensif dan kompetitif.
Strategi dan program
a. upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan;
b. peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; dan
c. peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan.
C. Mutu Pendidikan
Harapan, Realita, dan Upaya
1. Harapan semua orang tua menyekolahkan anaknya agar menjadi insan yang cerdas dan kompetitif (insan kamil/insan paripurna)
2. Sudah sesuaikah hasil pendidikan dengan harapan kita bersama?
3. Kendala apa saja yang kita hadapi dalam mencapai harapan tersebut?
4. Upaya apa saja yang mesti kita lakukan untuk mewujudkan harapan tersebut?
REALITA
Mutu pendidikan masih rendah
Penyebabnya a.l. :
1. Pendekatan yang kurang tepat yakni “Education
production fungtion” atau “input –output approach”,
2. Penyelenggaraan pendidikan birokratik sentralistik, dan
3. Minimnya peran serta warga sekolah dan masyarakat.
(Dir SLTP, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas )
4. Pelayanan pendidikan belum dilaksanakan secara sinerjik
oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) .
HARAPAN
Hasil pendidikan berkualitas dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat
Adanya:
1. Quality Assurance
2. Quality improvement
3. Quality control
4. UPAYA PERBAIKAN
5. Mewujudkan sekolah yang mandiri dan mampu menentukan arah pengembangan sesuai kondisi dan tuntutan masyarakat (customer) serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan.
i. “Customer satisfaction”
ii. (Prof. Jaman Satari)
(Intinya perlu kerja “sinergyc” seluruh pemangku kepentingan pendidikan(stakeholder).
SINERGIK
Memiliki persepsi dan komitmen yang sama serta secara bersama-sama menentukan kebijakan, pengadministrasi -an, dan inovasi untuk mencapai tujuan bersama.
Prinsip: Transparan, demokratis, dan akuntabel.
Sabeungkeutan
“Sareundeuk saigel sabobot sapihanean”
Runtut raut sauyunan
Sapapait samamanis
Ka cai jadi saleuwi ka darat jadi sa lebak
Silih asah, silih asih, silih asuh
Pengelolaan sekolah macam apa?
Edward. E. Lawler (1994) mengatakan:
“Penerapan SBM di AS ternyata dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar”.
Pendukung penerapan SBM
David dan Peterson, serta Howers (1984), Admunson (1988), Burns dan Howers, English, Levine dan Eubank, Lindelow dan Heinderickx, serta White (1989), dan Peterson (1991).
MBS di setiap satuan pendidikan wajib dilaksanakan mulai tahun 2003 (Depdiknas).
Dr. Saeful Sagala (2004), dalam bukunya “Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Sebagai Strategi dalam Memenangkan Persaingan Mutu, mengatakan bahwa masyarakat memegang peranan strategis dalam meningkatan mutu pendidikan.
Pengertian MBS
Manajemen yang memberikan otonomi atau kemandirian yang lebih besar kepada sekolah dan peran serta seluruh stakeholder pendidikan.
Model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan bersama/partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat untuk mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan kebijakan pendidikan nasional
1. Efektivitas MBS akan terwujud jika pengelola pendidikan mampu memberdayakan “stakeholder” dalam menentukan kebijakan, pengadministrasian, dan inovasi kurikulum yang dilakukan oleh sekolah. (Sagala, 2004).
2. PENERAPAN MBS DILIHAT DARI LEVEL SEKOLAH
3. KATEGORI SEKOLAH
4. Sekolah potensial/Formal standar
5. SSN/Formal mandiri
6. SSN Keunggulan lokal
7. SBI = SSN + Pengayaan internasional
8. Sekolah franchise asing
9. Sekolah asing
10. Cerdas spiritual
Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas emosional & sosial
- Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan
keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya.
- Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang:
a. membina dan memupuk hubungan timbal balik;
b. demokratis;
c. empatik dan simpatik;
d. menjunjung tinggi hak asasi manusia;
e. ceria dan percaya diri;
f. menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; serta
g. berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.
2. Cerdas intelektual
Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif.
3. Cerdas kinestetis
Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas. Aktualisasi insan adiraga.
4. Kompetitif
a. Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan
b. Bersemangat juang tinggi
c. Mandiri
d. Pantang menyerah
e. Pembangun dan pembina jejaring
f. Bersahabat dengan perubahan
g. Inovatif dan menjadi agen perubahan
h. Produktif
i. Sadar mutu
j. Berorientasi global
k. Pembelajar sepanjang hayat
catatan: DIALOG INTERAKTIF PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH 18 FEBRUARI 2010
Oleh : Drs. H.E. HIDAYAT (Koordinator Evaluasi peningkatan Mutu Pendidikan Dinas Pendidikan Kota Cimahi)
Selasa, 04 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar